Memory (by Blackmoon)
Yey! Kita berhasil membuat karya aneh ini. Kata aku kepada teman ku. Ya, ini kotak pensil ter aneh di dunia, kata teman ku. Hey, ayo kita pulang lihat yang lain sudah keluar kelas, kata aku. Ya, cepatlah, kata teman aku. Iya, ayo, kata aku. Kami pun sudah di rumah. Hey, besok bikin benda aneh lagi ya, kata teman ku. Iya, yang paliiiiiiiing aneh, kata aku. Keesokan hari nya... Hey! ayo, kata aku kepada teman aku itu, dia sangat lama. Iya, tunggu. Setelah beberapa menit kami pun ada di depan sekolah, tiba-tiba dia memegang kepala nya, aduh, ucap nya. Kenapa? Kamu sakit, kata aku. Oh, enggak cuman pusing aja akhir-akhir ini memang suka gitu, kata dia. Oh, gitu, kata aku, ayo! Sesampai nya di kelas kami langsung membuat ide-ide aneh, ya, pensil , penghapus dan lain. Tidak terasa seperti nya jam sekolah sudah selesai. Seperti biasa kami pulang berdua. Aduh! Kata teman ku, Pusing lagi? Kata ku. Iya, memang suka gitu uhuk,uhuk, kata dia sambil terbatuk. Aku agak heran, kata dia gak papa tapi kok pusing sekarang batuk. Sesampai nya di rumah, aku segera mengganti baju, tapi masih saja memikir kan hal itu. Udah lah, kan kata dia, dia gak papa, udah gak usah heran, kata ku pada diri sendiri. Keesokan hari nya... Seperti biasa aku pergi ke sekolah bareng teman ku. Setelah di depan kelas, hey, mau bikin barang apa hari ini? Kata aku. Ya, apa saja, uhuk, uhuk, kata dia. Namun, saat dia terbatuk itu bukan batuk biasa dia menutup mulut nya dan.. Hey, jangan ditutup tunjukan, kata ku penasaran. Tapi dia masih terbatuk dan menutup mulut nya. Maaf ya, kata ku sambil membuka tangan nya. Ternyata! Aku sangat kaget, keluar nya darah. Tenang, aku baik-baik saja, kata dia. Ternyata ibu guru melihat kejadian itu, akhir nya teman ku itu pulang cepat. Keesokan hari nya... Tok, aku mengetuk pintu nya. Maaf dia tidak masuk, kata kakak nya. Oh, terimakasih, kata ku sambil berjalan. Dia tersenyum tapi ada wajah khawatir di buka nya. Kenapa sih? Kata ku. Setiap hari selalu kejadian yang sama, kakak nya selalu bilang dia tidak masuk. Sampai akhir nya suatu hari aku bertanya kepada kakak nya. Kenapa dia tidak masuk terus, kakak nya berusaha senyum namun tidak bisa akhir nya dia berkata yang sebenar nya, dia masuk rumah sakit, dia terkena kangker, kondisi nya mekin buruk. Lalu kakak nya, memberi alamat rumah sakit itu. Ternyata benar saja sesampai nya di sekolah, ibu guru memberitahu, kalau teman ku itu memeng sakit. Aku tidak bisa menahan lagi, ingin cepat bel pulang. Saat bel pulang, aku segera berlari menuju rumah sakit itu, tidak tahan lagi ingin rasa nya bertemu teman ku itu. Setelah di beri tahu nomor kamar nya, aku masuk. Tok, permisi, kata ku. Orangtua nya segera membuka pintu. Ada teman mu tuh! Kata mama nya. Ingin aku memeluk dia, tapi tidak nanti alat infus nya malah copot. Oh iya, kata ku membuka sesuatu, ini barang aneh ke-9. Dia segera tertawa, ingin rasa nya cepat sembuh agar bisa masuk sekolah dan membuat baranga aneh, kata dia. Iya, aku doakan agar cepat sembuh, dan kita bisa main bersama lagi, kata aku. Tiba-tiba sesuatu berbunyi, ekage nya berbunyi, ting, ting, mama nya panik memanggil dokter. Aku berusaha membangun kan dia namu tidak bisa, dia tidak sadar kan diri. Akhir nya aku dan mamah nya keluar, dokter pun masuk. Aku segera berdoa, tiba-tiba dokter keluar. Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun nyawa nya tidak tertolong. Pelan-pelan air mata jatu di pipi ku, apakah ini hari terakhir aku bertemu dengan dia? Hiks, hiks, aku tidak bisa menahan lagi, tangisan ku keluar. Sudah,sudah, kata mama nya teman ku. Besok pemakaman nya, aku harus ikut, sekarang aku sudah besar. 9 tahun setelah itu.. Eh, apa itu, kata ku mengambil sebuah benda. Tiba-tiba aku mengingat sesuatu barang aneh yang ke-9 kata ku, ya kata ku, kapan aku bisa ketemu dia lagi, aku mulai tersenyum membayang kan kejadian menyenang kan bareng dia. Andai dia masih ada, barang aneh ke-9, timpal ku lagi. (Tamat)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar