Cerita Anak, Dongeng, DIY

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Kita taruh di sini saja ya, agar orang yang lewat terkejut saat melihat nya, kata Ben.     Iya, cepat sebelum si Miko itu datang, kata Budi. Tapi sebenar nya Miko memperhatikan. Besok akan ku beri tahu bu guru, kalau mereka main roket-roketan. Keesokan hari nya… Bu kemarin Ben dan Budi main roket-roketan, agar bisa membuat orang kaget, kata Miko. Hei, kalian tahu itu tidak baik kan! Berdiri di luar kelas, kata bu guru. Huuh, dasar si Miko cerewet, kata Ben. Saat jam istirahat mereka di perboleh kan masuk. Capek juga ya, berdiri setengah jam, kata Ben. Dasar! Aku ingin melempar tomat ini ke rok nya, tapi pasti ketahuan, kata Budi. Hei, aku tahu, bagaimana kalau kita sponge di kursi nya, jadi saat duduk, dia di kira ngompol, kata Ben. Ide pintar, kata Budi. Jadi, saat duduk, cross bunyi sponge nya. Suara apa itu, Miko berdiri, kata Ibu guru. Aku tidak ngompol, kata Miko terisak. Ibu tahu, tapi siapa yang jail menaruh di sini? Kata Ibu guru. Itu pasti Ben dan Budi, Kata Miko. Miko, jangan suka sembarangan menuduh, apa itu benar Ben? Budi? Kata Bu guru. Tidak, Miko saja yang fitnah, kata Budi. Baik, siapa pun yang tidak mengakui, akan ibu cek sendiri dari CCTV, Kata Bu guru. Tapi beruntung, hari itu CCTV sedang rusak. Beberapa bulan kemudian… Sepi juga ya, kalau si cerewet gak ada, kata Budi. Iya, kata bu guru dia sakit DBD, kata Ben. Rasa nya, pengen aku di cerewetin sama dia, Kata Budi. Sedih juga ya, dia sakit sampai berbulan-bulan, rasa nya dia kayak gak datang setahun, Kata Ben. Saat pulang… Eh, itu ada ibu nya Miko, kata Budi. Bu, sampai kan salam kami ya ke Miko, cepat sembuh ya, kata Budi dan Ben. Terima kasih, tapi… Ibu Miko langsung menangis. Ben dan Budi bingung. Keesokan hari nya… Anak-anak, ibu mau menyampaikan sesuatu, kemarin Miko meninggal dunia, ibu harap kalian mau berdoa buat Miko, kata bu guru menahan air mata nya. Budi dan Ben saling pandang satu sama lain, mereka menyadari mereka mengerti kenapa ibu Miko menangis kemarin, dan mereka teringat perbuatan nakal mereka. (Tamat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]